Saturday 10 February 2018

7 Alasan Medis ini Menyebabkan Rahim Anda Harus Diangkat

Histerektomi atau pengangkatan rahim merupakan suatu mimpi buruk bagi wanita. Jika rahim wanita diangkat alias diambil, bagaimana ia bisa hamil lagi atau punya anak? Tentu, sudah tidak bisa lagi. Ya, rahim merupakan suatu organ yang sangat penting bagi wanita. Di situlah calon bayinya dapat tumbuh dan berkembang. Namun, beberapa wanita mungkin harus melakukan pengangkatan rahim karena berbagai alasan medis.

Apa itu histerektomi?


Histerektomi adalah operasi pengangkatan rahim, di mana rahim Anda akan “dibuang” dari tubuh. Anda sudah tidak bisa hamil lagi setelah rahim Anda sudah diangkat, bahkan Anda sudah tidak akan mendapatkan periode menstruasi lagi setiap bulannya (menstruasi Anda berhenti).

Terdapat berbagai jenis histerektomi, ini tergantung dari alasan Anda melakukan histerektomi dan seberapa aman rahim dan sistem reproduksi sekitarnya jika tidak diangkat. Beberapa jenis histerektomi, yaitu:

Histerektomi total, di mana rahim dan leher rahim semuanya diangkat. Ini merupakan bentuk operasi yang paling umum dilakukan.

Histerektomi sebagian, yang diangkat hanya tubuh utama rahim, sedangkan leher rahim dibiarkan di tempatnya.

Histerektomi total dengan salpingo-oophorectomy bilateral, yaitu rahim, leher rahim, tuba falopi (salpingectomy), dan ovarium (oophorectomy) diangkat semuanya.
Histerektomi radikal, di mana rahim dan jaringan sekitarnya diangkat, termasuk tuba falopi, vagina bagian atas, ovarium, kelenjar getah bening, dan jaringan lemak. Biasanya histerektomi radikal dilakukan jika terdapat kanker.
Apa yang menyebabkan histerektomi?
Semua wanita tentu tidak ingin jika rahimnya diangkat. Namun, terdapat beberapa kondisi medis yang bisa menjadi alasan mengapa rahim wanita perlu diangkat, di antaranya adalah:

1. Perdarahan berat


Beberapa wanita mungkin mengalami kehilangan darah yang sangat banyak (perdarahan) selama periode menstruasi bulanannya. Hal ini dapat terjadi karena hormon dalam tubuh wanita tidak seimbang, atau juga bisa terjadi karena adanya infeksi, fibroid, atau kanker. Perdarahan berat juga bisa diikuti dengan sakit dan kram perut. Hal ini tentunya sangat mengganggu wanita dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari. Ia mungkin harus mengganti pembalut lebih sering yang membuat lelah, bahkan tidak bisa melakukan apa-apa karena sakit pada perut dan perdarahan sangat banyak.

Kadang, perdarahan berat ini disebabkan oleh fibroid, tetapi beberapa kasus juga menunjukkan bahwa penyebab dari perdarahan ini tidak jelas. Mungkin, pengangkatan rahim adalah satu-satunya jalan keluar, jika:
  • Pengobatan yang sudah dilakukan tidak bekerja, misalnya pengobatan dengan hormon progesteron
  • Perdarahan sangat berdampak pada kualitas hidup dan merupakan pilihan yang terbaik untuk memberhentikan periode menstruasi
  • Wanita sudah tidak ingin punya anak lagi

2. Adenomiosis


Salah satu penyebab dari perdarahan berat pada wanita adalah adenomiosis. Adenomiosis adalah suatu kondisi di mana jaringan yang melapisi rahim (endometrium) tumbuh di dalam dinding otot rahim. Kondisi ini mungkin tidak menunjukkan gejala, tapi rahim wanita bisa tumbuh sampai 2-3 kali ukuran normal. Jaringan tambahan ini menyebabkan Anda mengalami rasa sakit yang berlebih saat menstruasi dan juga dapat menyebabkan nyeri panggul.

Histerektomi juga dapat membantu mengobati kondisi ini, namun jika pengobatan lainnya sudah tidak berhasil dan jika Anda juga tidak ingin punya anak lagi.

3. Fibroid


Ini merupakan tumor bukan kanker yang tumbuh di sekitar rahim. Fibroid ini terdiri dari otot dan jaringan yang berserat, ukurannya pun dapat bervariasi. Tidak ada yang tahu apa hal yang bisa menyebabkan fibroid. Tapi, fibroid dapat ditunjukkan dengan gejala, seperti menstruasi sangat berat dan menyakitkan, nyeri panggul, sering buang air kecil, sembelit, tidak nyaman atau sakit saat berhubungan seksual.

Beberapa fibroid dapat tumbuh sedikit demi sedikit dari waktu ke waktu dan banyak wanita yang tidak menyadarinya. Hal ini menyebabkan ukuran fibroid sudah sangat besar saat pertama kali diketahui. Jika Anda mempunyai ukuran fibroid yang sangat besar atau mengalami perdarahan berat, mungkin histerektomi disarankan. Terlebih, jika Anda tidak ingin punya anak lagi. Fibroid merupakan alasan paling umum wanita untuk melakukan histerektomi.

4. Endometriosis


Endometriosis adalah suatu kondisi di mana sel-sel yang melapisi rahim (endometrium) tumbuh di daerah lain pada tubuh dan sistem reproduksi, seperti ovarium, tuba falopi, kandung kemih, dan rektum. Sel-sel yang melapisi rahim jika terperangkap di daerah lain dapat menyebabkan jaringan yang ada di sekitarnya menjadi meradang dan rusak. Hal ini dapat menyebabkan nyeri, periode menstruasi yang tidak teratur dan perdarahan berat, nyeri saat berhubungan seksual, serta ketidaksuburan. Banyak wanita tidak menyadari dirinya mempunyai endometriosis saat mereka sedang berusaha untuk hamil.

Endometriosis yang sangat parah mungkin membutuhkan pengangkatan rahim, tapi ini merupakan suatu pilihan bagi Anda. Histerektomi dapat menghilangkan jaringan endometrium yang menyebabkan rasa sakit. Operasi histerektomi bisa menjadi jalan keluar satu-satunya jika pengobatan lainnya tidak berhasil dan jika Anda sudah memutuskan untuk tidak ingin punya anak lagi.

5. Prolaps uteri (turun peranakan)


Rahim turun bisa terjadi ketika jaringan dan ligamen yang menyokong rahim menjadi lemah. Hal ini menyebabkan rahim turun dari posisi normal ke dalam saluran vagina. Prolaps uteri terjadi dengan gejala, seperti sakit punggung, perasaan ada yang turun dari vagina, inkontinensia urin, mengalami kesulitan saat berhubungan seksual. Rahim turun bisa terjadi karena akibat dari melahirkan.

Dengan melakukan histerektomi, gejala prolaps uteri dapat hilang karena seluruh rahim telah diangkat. Histerektomi disarankan jika jaringan dan ligamen benar-benar tidak dapat lagi menyokong rahim dan Anda tidak ingin punya anak lagi.

6. Kanker


Orang dengan kanker leher rahim, kanker rahim, kanker ovarium, dan kanker endometrium memiliki risiko yang lebih besar untuk melakukan pengangkatan rahim. Histerektomi mungkin menjadi satu-satunya pilihan pengobatan jika kanker telah banyak menyebar dan sudah mencapai stadium lanjut.

7. Penyakit radang panggul/pelvic inflammatory disease (PID)


Penyakit radang panggul adalah infeksi bakteri pada sistem reproduksi wanita. Infeksi ini dapat diobati dengan antibiotik. Namun, jika sudah menyebar terlalu banyak, infeksi ini dapat merusak rahim dan tuba falopi. Hal ini bisa menyebabkan rasa sakit dalam jangka panjang. Histerektomi dapat disarankan jika wanita dengan PID sudah sangat parah dan ia tidak ingin lagi punya anak.

Apa yang terjadi setelah menjalani histerektomi?


Histerektomi merupakan operasi besar sehingga Anda membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pemulihan. Tapi, setelah melakukan histerektomi, kualitas hidup Anda mungkin menjadi lebih baik. Selain itu, perubahan juga dapat terjadi setelah Anda melakukan histerektomi, yaitu:

Menopause. Setelah histerektomi, Anda sudah tidak lagi mendapatkan menstruasi setiap bulannya. Ovarium yang melepaskan telur Anda sudah diangkat, sehingga Anda sudah tidak menstruasi lagi dan juga sudah tidak bisa memiliki anak. Anda mungkin akan mengalami gejala menopause.
Perubahan nafsu seksual. Beberapa wanita mungkin akan mengalami vagina kering dan kurang nafsu pada seks setelah melakukan histerektomi, terutama jika ovarium wanita ikut diangkat.
Peningkatan risiko masalah kesehatan lain. Wanita yang kedua ovariumnya diangkat dapat meningkatkan risikonya untuk mengalami masalah pada tulang, penyakit jantung, dan inkontinensia urin.


Masalah mental. Beberapa wanita mungkin merasa kehilangan setelah melakukan histerektomi. Wanita bisa merasa sangat sedih atau depresi karena mereka kehilangan kesuburannya atau mengalami perubahan pada tubuh mereka.

Sumber: hellosehat.com


EmoticonEmoticon